Sabtu, 10 Januari 2009

Baik untuk Kesehatan, Buruk untuk Lingkungan?

Gerakan makan ikan sudah sejak lama direkomendasikan ahli kesehatan untuk memenuhui kecukupan gizi. Selain sebagai sumber protein, ikan juga mengandung asam amino esensial yang lengkap dan tingginya kandungan asam lemak tak jenuh omega-3 (DHA dan EPA), yang tak dimiliki oleh produk daratan.

Namun di balik semua manfaat tersebut ada kenyataan bahwa penangkapan ikan, terutama ikan laut dalam yang lebih bergizi tinggi, sebenarnya merusak lingkungan. Para pecinta lingkungan telah menyerukan bahwa habitat ikan secara global semakin rusak akibat tingginya konsumsi ikan, selain karena makanan jenis sushi makin digemari atau karena tren gaya hidup sehat.

"Gerakan makan sehat dan semakin populernya manfaat omega-3 telah membuat ikan ditangkap secara berlebihan," kata wakil direktur World Wildlife Fund (WWF), Jason Clay, seperti dikutip Reuters. Badan Pertanian dan Pangan (FAO), memperkirakan pada tahun 2030 rata-rata konsumsi ikan secara global akan naik 1,5 kg per kapita dan kenaikan tersebut dipicu oleh gaya hidup sehat.

Kadar asam lemak omega-3 pada beberapa jenis ikan berbeda-beda, tergantung pada asal perairannya. Ikan salmon, makarel, atau ikan yang berasal dari perairan Alaska sangat kaya akan omega-3. Kadar omega-3 pada beberapa jenis ikan dari perairan Indonesia berkisar antara 0,1-0,5 g/100 g daging ikan.

Lingkungan tempat ikan tersebut tumbuh dan berkembang, memang sangat berpengaruh terhadap kandungan asam lemak omega-3. Ikan-ikan yang berasal dari laut dalam, biasanya mempunyai asam lemak omega-3 tinggi.

Dari data-data yang telah dikeluarkan oleh Lembaga Gizi Departeman Kesehatan RI, beberapa jenis ikan laut Indonesia memiliki kandungan/kadar asam lemak omega-3 tinggi (ada yang sampai 10,9 g/100 g) seperti ikan lemuru, sidat, terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, dan tuna.

Tetapi, yang perlu diperhatikan, asam lemak tersebut mudah menguap bila bila ikan dimasak dengan cara digoreng atau dibakar. Cara terbaik yang dianjurkan adalah dengan ditim, karena asam lemaknya tidak hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar