Sabtu, 10 Januari 2009

Kenali & Waspadai Leptospirosis

Pasca banjir, penyakit leptospirosis merajalela dan menjangkiti warga yang terkena korban bencana banjir. Penyakit ini layak diwaspadai, mengingat lingkungan yang terkena banjir sangat riskan untuk disinggahi bakteri ini.

Apa itu leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup didalam air tawar selama sekitar satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.

Bagaimana cara penularannya?
Manusia dapat terinfeksi Leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni dari hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang luka atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi Leptospira. Masa inkubasinya selama 4-19 hari.

Bagaimana gejala klinisnya?
Stadium pertama
Gejalanya seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, malaise (lesu atau lemah), muntah, konjungtivitis (radang mata), rasa nyeri pada otot betis dan punggung. Gejala-gejala tersebut akan tampak antara 4-9 hari

Gejala yang karakteristik
Pertama, konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/ purulent (kemerahan pada mata). Kedua, rasa nyeri pada otot.

Stadium kedua
Pertama, terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita. Kedua, gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama. Ketiga, apabila deman dan gejala lainnya timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis. Stadium ini terjadi biasanya pada minggu kedua dan keempat.

Apa komplikasi dari Leptospirosis?
Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6.
Pada ginjal: gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
Pada jantung: berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Pada paru-paru: batuk darah, nyeri pada dada, dan sesak napas.
Perdarahan: perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah di saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia dan mata (konjungtiva).
Pada kehamilan: keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.

Bagaimana pencegahannya?
Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain: Pertama, menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Kedua, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Ketiga, mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah, kebun, sampah, tanah atau selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya. Keempat, melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan. Kelima, menjaga kebersihan lingkungan. Keenam, menyediakan dan menutup rapat tempat sampah. Ketujuh, membersihkan tempat-tempat air dan kolam-kolam renang. Kedelapan, menghindari adanya tikus di dalam rumah atau gedung. Sembilan, menghindari pencemaran oleh tikus. Sepuluh, melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus serta meningkatkan penangkapan tikus.

Bagaimana pengobatannya?
Pertama, pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan berbagai antibiotik di pasaran, seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline). Kedua, Streptomycine, Tetracycline, Erytromycine. Ketiga, bila terjadi komplikasi, angka kematian dapat mencapai 20%. Keempat, segera berobat ke dokter terdekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar