Selasa, 13 Januari 2009

Operasi sesar meningkatkan risiko persalinan selanjutnya

Kalbefarma - Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia Selatan menyatakan bahwa wanita yang melahirkan anak pertama melalui operasi sesar memiliki risiko yang lebih besar pada persalinan selanjutnya dibandingkan wanita yang melahirkan secara normal.

"Wanita yang meminta persalinan sesar terencana (elektif) tanpa indikasi medis sebaiknya mewaspadai peningkatan risiko terhadap bayi dan dirinya sendiri untuk persalinan selanjutnya," ungkap Robyn Kennare, seorang bidan dari Departemen Kesehatan Australia di Adelaide kepada Reuters Health.

Kennare dan rekan-rekannya memperhitungkan kaitan antara persalinan sesar pada anak pertama dan efek yang tidak diinginkan pada persalinan anak kedua. Ia menggunakan data yang dikumpulkan antara tahun 1998 dan 2003 mengenai kehamilan kedua dari 8.725 wanita yang operasi sesar dan 27.313 wanita yang melahirkan secara normal.

Mereka menemukan risiko yang meningkat baik berupa perdarahan, persalinan lama (partus kasep), malpresentasi, ruptur uterus atau sesar darurat pada wanita yang melahirkan anak pertamanya secara sesar.

Bayi yang dilahirkan melalui operasi sesar juga memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang dilahirkan secara normal untuk lahir prematur (sebelum masa kandungan 37 minggu bahkan sebelum 32 minggu usia kehamilan sang ibu), berukuran lebih kecil dibandingkan usia kandungan, mempunyai berat badan lahir rendah, atau lahir mati.

Namun, menurut penelitian tersebut persalinan secara sesar tidak berkaitan dengan peningkatan risiko atau kematian neonatus (bayi baru lahir).

Kennare mengatakan bahwa walaupun risiko absolut dari berbagai hal tersebut tidak tinggi, namun merupakan sesuatu yang serius atau mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar