Jumat, 09 Januari 2009

Deteksi Dini Kanker Payudara lewat Air Ludah

SELAMA ini alat yang biasa dipakai untuk mendeteksi kanker payudara secara dini adalah mamografi atau memeriksa payudara sendiri (meraba benjolan di sekitar payudara). Tetapi, kini para ahli sedang mengembangkan sebuah metode deteksi kanker payudara dengan menggunakan air ludah.

Para ilmuwan Amerika Serikat (AS) yang tengah melakukan penelitian itu berharap metode yang murah dan mudah dilakukan itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah kasus kanker payudara yang terdeteksi sejak dini.

Mengutip jurnal Cancer Investigation, Kamis (10/1), situs BBC.co.uk mengungkapkan para ilmuwan tersebut menyatakan telah berhasil mengidentifikasi 49 protein dalam air liur yang bisa menjadi penanda keberadaan kanker payudara baik jenis jinak (beningn) maupun yang ganas (malignant).

Salah satu ilmuwan, Charles Strekfus, menyatakan keberadaan kanker payudara pada tubuh seseorang akan memicu terjadinya perubahan komposisi protein dalam air liur yang diproduksi kelenjar ludah.

''Itu terjadi karena sel-sel tumor memproduksi sejumlah protein yang memengaruhi proses pertumbuhan, metabolisme, dan kerusakan dari sel-sel kanker itu sendiri,'' ujar Streckfus yang merupakan profesor bidang ilmu diagnosis pada University of Texas Dental Branch at Houston.

Dalam penelitian tersebut, Streckfus dan rekan-rekan ilmuwan lainnya mengetes air ludah dari 30 perempuan. Mereka terdiri dari 10 perempuan sehat, 10 perempuan penderita kanker payudara tipe malignant, dan 10 perempuan penderita kanker payudara tipe benign. Hasilnya, pada setiap kelompok perempuan tersebut ditemukan memiliki pola komposisi air ludah yang berlainan.

Hasil penemuan itu jelas menggembirakan karena bisa menjadi 'senjata' baru untuk memerangi kanker payudara. Namun, diperlukan waktu lama untuk menyempurnakan hasil penelitian tersebut sehingga tes kanker payudara dengan air ludah itu bisa dilakukan masyarakat umum.

''Menurut pemerintah AS, tes ini mungkin baru bisa dilakukan masyarakat umum lima tahun ke depan,'' imbuh Streckfus.

Fokus di negara berkembang

Lebih lanjut, Strecfus menambahkan alat deteksi kanker payudara mamografi hingga saat ini masih terbilang mahal, terutama bagi penduduk di negara berkembang. Karena itu, metode yang mudah dan murah tentu akan sangat membantu mereka.

''Dalam perspektif global, pemeriksaan dengan mamografi belum banyak digunakan. Contohnya di Meksiko, jumlah penyedia layanan mamografi masih sedikit,'' ungkap Streckfus.

Sementara itu, bagi negara maju, lanjutnya, deteksi kanker payudara dengan ludah yang bisa dilakukan secara cepat, murah, dan simpel serta bisa melengkapi metode-metode yang sudah ada.

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kaum perempuan di dunia. Data American Cancer Society memperkirakan ada sekitar 465 ribu perempuan di dunia meninggal karena kanker payudara sepanjang 2007 dan ada 1,3 juta kasus baru yang terdiagnosis.

American Cancer Society merekomendasikan agar setiap perempuan berusia 40 tahun ke atas menjalani pemeriksaan mamografi setahun sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar