Jumat, 09 Januari 2009

Membasmi lemak dalam tubuh

LEMAK yang menimbun di sekitar perut, selain merusak penampilan, juga berbahaya bagi kesehatan. Jika dibiarkan berlarut-larut, lemak di sekitar perut menghasilkan senyawa yang dapat merusak jaringan organ tubuh serta dapat meningkatkan risiko gangguan jantung.
========================
Sebuah riset yang dilakukan para peneliti di University of Pennsylvania membuktikan bahwa pemilik perut yang bebas lemak memiliki risiko gangguan jantung lebih kecil 72% dan serangan stroke hanya 41%, dibandingkan pemilik perut yang berlemak. Di Amerika, untuk menghilangkan lemak di daerah perut, banyak orang yang melakukan terapi suntik Human Growth Hormon (HGH). Namun selain sangat menyakitkan, biaya terapi suntik ini juga sangat mahal.
Kondisi inilah yang mendorong para ahli dari universitas tersebut mencari cara alternatif membebaskan seseorang dari lemak di sekitar perut. Caranya cukup mudah, namun lebih integratif. Lakukan latihan beban ringan, setidaknya 1 jam tiap minggu. Cara ini terbukti dapat membantu Anda menurunkan berat badan sebanyak 10 kg selama 6 bulan. Dengan cara ini, lemak di sekitar perut pun ikut terbakar.
Lebih baik ngemil popcorn. Makanan ini terbukti memiliki kandungan kalori sangat rendah. Satu cup popcorn hanya mengandung 30 mg kalori, jika diproses tanpa menggunakan mentega.

Bersahabat dengan Wine
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli di University of Buffalo menunjukkan bahwa orang yang minum wine tiap hari, memiliki lemak perut yang lebih sedikit dibandingkan orang yang tidak minum wine. Jumlah yang dianjurkan adalah 120 ml tiap hari. Wine dalam dosis ini diketahui merangsang sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga mencegah gula darah menjadi lemak yang disimpan di sekitar perut.
Campur karbohidrat dengan protein. Dalam buku The Cortisol Connection, seorang pakar gizi, Shawn Talbott Ph.D menyarankan agar Anda memasukkan beberapa ons protein tiap kali mengonsumsi karbohidrat. Cara ini sangat ampuh untuk mengurangi produksi kortisol dalam tubuh sehingga proses penyimpanan lemak di sekitar perut dapat diminimalkan.
Berhentilah menghitung kalori dan tak perlu menjadi obsesif. Seseorang yang terlalu mencemaskan berat badan ternyata memiliki kadar kortisol lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak terlalu mempermasalahkan berat badannya. Kortisol terbukti dapat menstimulir tumpukan lemak dalam perut sehingga meningkatkan nafsu makan dan memperlambat metabolisme tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar